Asian Spectator

The Times Real Estate

.

Mengapa masa jabatan Presiden harus dibatasi?

  • Written by Nurul Fitri Ramadhani, Editor, The Conversation Indonesia
Mengapa masa jabatan Presiden harus dibatasi?

Jajaran petinggi negara dan elit partai politik[1] gencar menggaungkan wacana-wacana untuk menunda pemilihan umum (pemilu) 2024[2] maupun memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tiga periode[3].

Wacana tersebut pertama kali diungkapkan oleh Menteri Investasi, Bahlil Lahaladia[4], yang mengklaim bahwa para pengusaha meminta pemilu 2024 diundur demi menjaga kepastian dan stabilitas perekonomian dan investasi di tanah air.

Bak gayung bersambut, partai koalisi pendukung pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo, diikuti Menteri Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, juga menggaungkan rencana penundaan pemilu agar Jokowi dapat berkuasa lebih lama lagi.

Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, menegaskan bahwa wacana penundaan pemilu dan perpanjangan periode jabatan presiden bertentangan dengan prinsip demokrasi.

Di negara demokrasi manapun, masa jabatan pemimpin selalu dibatasi hanya sampai jangka waktu tertentu. Pembatasan tersebut bertujuan untuk menghindari adanya penyalahgunaan kekuasaan dan maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme.

Dalam episode ini, kami berdiskusi lebih lanjut dengan Titi tentang wacana penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi menjadi tiga periode dan bagaimana seharusnya masyarakat merespons.

Dengarkan obrolan lengkapnya di SuarAkademia - ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

Authors: Nurul Fitri Ramadhani, Editor, The Conversation Indonesia

Read more https://theconversation.com/mengapa-masa-jabatan-presiden-harus-dibatasi-181579

Magazine

Dari ekspresi hingga simbol identitas: Bagaimana media sosial mengubah persepsi publik tentang jilbab

Ilustrasi sejumlah gaya jilbab yang digunakan perempuan. Hour_Glass/ShutterstockHingga beberapa tahun lalu, masih ada stereotip yang melekat kuat dalam masyarakat mengenai jilbab dan perempuan Muslim...

Kalap saat berbuka puasa tak hanya menguras dompetmu, tapi juga memicu bencana

Fenomena sampah makanan saat Ramadan menjadi masalah tahunan di Indonesia, terutama akibat kebiasaan kalap makan dan hungry buying setelah seharian berpuasa. Rasa lapar yang menumpuk selama puasa seri...

Riset temukan masyarakat cenderung toleran terhadap korupsi. Ini mempersulit pemberantasannya

Ilustrasi pemberian gratifikasiHerwin Bahar/ShutterstockPraktik korupsi terus-menerus terjadi hampir di seluruh lembaga negara, baik di ranah eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.Belakangan, kasus ...