Asian Spectator

The Times Real Estate

.

Dipaksa kembali kerja dari kantor, penelitian tunjukkan fleksibilitas adalah kunci mempertahankan karyawan

  • Written by John L. Hopkins, Associate Professor of Management, Swinburne University of Technology
Dipaksa kembali kerja dari kantor, penelitian tunjukkan fleksibilitas adalah kunci mempertahankan karyawan

Tak lama setelah pengumuman Amazon yang meninggalkan sistem kerja fleksibel dan mewajibkan kerja di kantor secara penuh, ada penelitian baru di Australia menegaskan nilai dari budaya kerja fleksibel.

Laporan Employee Benefits Review 2024[1] oleh perusahaan konsultan Mercer menemukan bahwa 89% organisasi di Australia masih menawarkan opsi bekerja dari rumah, dengan rata-rata jumlah hari wajib ke kantor tetap sekitar tiga hari dalam seminggu, sama seperti tahun 2023.

Di era pertumbuhan gaji yang terbatas ini, perusahaan semakin memanfaatkan pengaturan kerja fleksibel untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik, meningkatkan keterlibatan karyawan, dan membangun budaya kerja yang positif.

Penelitian ini bahkan menunjukkan beberapa pekerja Australia bersedia menerima pemotongan gaji demi mendapatkan kehidupan kerja yang lebih leluasa. Temuan ini bertentangan dengan dorongan beberapa perusahaan besar yang ingin karyawan kembali ke kantor.

Perusahaan berlawanan dengan penelitian

Pada September 2024, CEO Amazon Andy Jassy mengeluarkan memo[2] yang meminta semua karyawan kembali ke kantor lima hari dalam seminggu.

Sebelum pernyataan ini keluar, pembicaraan tentang kembali ke kantor (RTO) sebagian besar terhenti. Pengaturan kerja hibrida umumnya telah diterima sebagai norma bagi pekerja kantoran.

Langkah Amazon ini membangkitkan kembali topik tersebut. Tak lama setelah pengumuman Amazon, CEO Tabcorp Gillon McLachlan memerintahkan karyawannya[3] untuk kembali ke kantor guna meningkatkan kinerja dan menciptakan “budaya kemenangan.”

Namun, tidak semua mendukung gagasan ini, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Eksekutif senior di Google dan Microsoft[4] dengan cepat menjaga jarak dari kebijakan seperti itu. Mereka meyakinkan karyawan bahwa pengaturan kerja hibrida akan tetap ada selama produktivitas tidak menurun.

Temuan survei baru

Laporan Mercer, dirilis pada 2 Oktober 2024[5], didasarkan pada data dari 502 organisasi Australia di berbagai industri dan sektor utama. Laporan ini menemukan bahwa jika dikelola dengan baik, kerja fleksibel dapat berkontribusi pada budaya kerja yang positif. Hal ini juga dapat meningkatkan keragaman dan inklusi, serta memperluas potensi kumpulan talenta.

Selain memungkinkan bekerja dari rumah, laporan tersebut menunjukkan bahwa 77% perusahaan yang berpartisipasi mengizinkan staf untuk menyesuaikan waktu mulai dan selesai kerja. Lima persen perusahaan bahkan memungkinkan karyawan bekerja empat hari seminggu dengan gaji penuh, yang dikenal sebagai model 100:80:100[6] dalam kerja empat hari.

Seorang pria mengantar dua anak ke sekolah
Banyak perusahaan memberikan fleksibilitas kepada karyawan untuk mengubah waktu mulai dan selesai kerja. Monkey Business Images/Shutterstock[7]

Empat persen perusahaan menawarkan “tahun kerja terkompresi”: bekerja setara dengan 48 minggu dalam 40 minggu saja. Sebuah perusahaan lain bereksperimen dengan membiarkan staf bekerja empat tahun dengan 80% gaji dan mengambil tahun kelima sebagai cuti.

Manajer keterlibatan klien Mercer, Don Barrera, mengatakan:

Pengusaha perlu menemukan keseimbangan antara kebutuhan karyawan dan tujuan bisnis secara keseluruhan untuk menciptakan strategi manfaat yang memberikan nilai bagi semua pihak.

Budaya yang berubah

Di Australia dan berbagai bagian lain dunia, kerja fleksibel kini sudah melekat kuat di banyak perusahaan dan mengubah budaya kerja.

Hampir 60%[8] perusahaan kini mendefinisikan budaya kerja mereka sebagai “keseimbangan kehidupan kerja.” Ini memberikan penekanan lebih besar pada manusia tanpa mengorbankan kinerja.

Pendekatan ini sesuai dengan penelitian tahun 2021[9] yang menemukan hubungan positif antara fleksibilitas, keterlibatan karyawan, produktivitas, dan kinerja secara keseluruhan.

Penelitian dari Badan Kesetaraan Gender di Tempat Kerja tahun lalu[10] menggambarkan kerja fleksibel sebagai “kunci untuk kesetaraan gender di tempat kerja.”

Studi lain menemukan kerja fleksibel meningkatkan peluang kerja bagi penyandang disabilitas[11].

Fleksibilitas kini melampaui sekadar pengaturan kerja. Menurut penelitian Mercer, fleksibilitas juga mencakup pengembangan karier, peluang pelatihan, cuti orang tua, pekerjaan paruh waktu, cuti tahunan, dan dukungan untuk kesejahteraan finansial.

Menanggapi tekanan biaya hidup, 65% organisasi kini menawarkan kelas kesehatan dan kesejahteraan, dan 29% menawarkan program kesejahteraan finansial. Dengan memperluas ruang lingkup fleksibilitas, perusahaan dapat lebih baik merespons kebutuhan tenaga kerja yang terus berkembang.

Manfaat untuk semua

Baik pengusaha maupun karyawan dapat memperoleh manfaat dari fleksibilitas. Bagi karyawan, ini meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja, dengan sepertiga kini bersedia melewatkan kenaikan gaji 10%[12] demi jam kerja yang lebih fleksibel, jam kerja berkurang, atau jadwal kerja terkompresi.

Bagi pengusaha, manfaatnya adalah menarik dan mempertahankan talenta terbaik, membangun budaya kerja yang positif, dan mampu beradaptasi dengan kondisi pasar yang berubah dengan tenaga kerja yang terampil dan terlibat.

Dengan memahami keterhubungan antara kebutuhan ini, perusahaan dapat menciptakan budaya kerja yang mengakui bahwa karyawan memiliki komitmen dan minat di luar pekerjaan. Hal ini membantu karyawan mencapai keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik.

References

  1. ^ Laporan Employee Benefits Review 2024 (www.mercer.com)
  2. ^ memo (www.aboutamazon.com)
  3. ^ karyawannya (www.afr.com)
  4. ^ Eksekutif senior di Google dan Microsoft (www.hrgrapevine.com)
  5. ^ dirilis pada 2 Oktober 2024 (www.mercer.com)
  6. ^ 100:80:100 (figshare.swinburne.edu.au)
  7. ^ Monkey Business Images/Shutterstock (www.shutterstock.com)
  8. ^ 60% (www.mercer.com)
  9. ^ penelitian tahun 2021 (www.wgea.gov.au)
  10. ^ tahun lalu (www.wgea.gov.au)
  11. ^ bagi penyandang disabilitas (theconversation.com)
  12. ^ gaji 10% (www.mercer.com)

Authors: John L. Hopkins, Associate Professor of Management, Swinburne University of Technology

Read more https://theconversation.com/dipaksa-kembali-kerja-dari-kantor-penelitian-tunjukkan-fleksibilitas-adalah-kunci-mempertahankan-karyawan-246500

Magazine

AI mendongkrak efisiensi pekerja, tapi tidak akan menggeser manusia

Stock-Asso/ShutterstockDua CEO perusahaan teknologi terkemuka memicu perdebatan tentang dampak kecerdasan buatan (AI) dalam dunia kerja. CEO Klarna, Sebastian Siemiatkowski, mengumumkan perusahaan lay...

‘3D Gaussian Splatting’: Teknologi inovatif untuk membuat arsip digital 3 dimensi seluruh pura di Bali

Ilustrasi pengunjung pura mengambil video untuk pengarsipan pura secara partisipatif. Author Provided (no reuse).Letusan Gunung Batur pada 1926mengubur Pura Ulun Danu Batur, salah satu situs keagamaan...

Dipaksa kembali kerja dari kantor, penelitian tunjukkan fleksibilitas adalah kunci mempertahankan karyawan

Gorodenkoff/ShutterstockTak lama setelah pengumuman Amazon yang meninggalkan sistem kerja fleksibel dan mewajibkan kerja di kantor secara penuh, ada penelitian baru di Australia menegaskan nilai dari ...