Asian Spectator

The Times Real Estate

.

Kisruh BRIN-Eijkman 101: nasib kelabu peneliti dan dunia riset Indonesia?

  • Written by Luthfi T. Dzulfikar, Editor Pendidikan + Anak Muda
Kisruh BRIN-Eijkman 101: nasib kelabu peneliti dan dunia riset Indonesia?

Proses pelembagaan Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN)[1] – institusi raksasa baru bentukan pemerintah yang dirancang untuk menyatukan kegiatan riset di Indonesia – kembali menimbulkan kontroversi.

Pada awal tahun ini, misalnya, heboh kasus pemberhentian pegawai[2] dari salah satu badan riset ternama di Indonesia, yakni Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman.

Sebanyak 113 pegawai honorer Eijkman[3] (71 di antaranya peneliti) dianggap tak memenuhi syarat kepegawaian Aparatur Sipil Negara (ASN) menyusul proses merger lembaga tersebut di bawah panji BRIN.

BRIN sendiri selama setahun terakhir telah menuai berbagai pro-kontra, misalnya terkait pengangkatan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sebagai Dewan Pengarah[4] di lembaga tersebut dan potensi politisasi riset yang dapat timbul.

Apa yang sebenarnya terjadi dalam insiden pemberhentian peneliti Eijkman? Bagaimana dampak lika-liku pembentukan BRIN yang selama ini terjadi terhadap masa depan peneliti dan dunia riset Indonesia?

Untuk membedahnya, di episode podcast SuarAkademia[5] kali ini, kami ngobrol dengan Sulfikar Amir, peneliti politik sains dan teknologi di Nanyang Technological University (NTU), Singapura.

Sulfikar menceritakan tentang sejarah politik sains selama Orde Baru dan Reformasi yang berujung pada pembentukan BRIN, proses birokratisasi riset yang terjadi di tengah pemberhentian pegawai Eijkman, perbedaan BRIN dengan lembaga besar serupa di Asia, hingga nasib peneliti Indonesia pada masa depan.

Simak episodenya di SuarAkademia[6] – ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

References

  1. ^ Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) (theconversation.com)
  2. ^ pemberhentian pegawai (www.kompas.id)
  3. ^ 113 pegawai honorer Eijkman (fokus.tempo.co)
  4. ^ sebagai Dewan Pengarah (theconversation.com)
  5. ^ podcast SuarAkademia (open.spotify.com)
  6. ^ SuarAkademia (open.spotify.com)

Authors: Luthfi T. Dzulfikar, Editor Pendidikan + Anak Muda

Read more https://theconversation.com/kisruh-brin-eijkman-101-nasib-kelabu-peneliti-dan-dunia-riset-indonesia-174896

Magazine

Tidak melulu soal metrik, menggaet ‘influencer’ perlu pendekatan personal, kebebasan, dan kepercayaan

Influencer marketing kini sudah menjadi salah satu instrumen terpenting dalam strategi pengembangan bisnis. Perusahaan-perusahaan di hampir semua sektor mengandalkan kanal media sosial untuk mempromos...

20 tahun pasca-tsunami Aceh, kontribusi perempuan tak diakui, kebijakan daerah masih diskriminatif

Seorang perempuan berdiri di depan Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh.Bithography/Shutterstock20 tahun sudah Aceh pulih dari tsunami yang menimbulkan duka mendalam bagi Indonesia, khususnya para p...

Riset: Anak pekerja migran yang ditinggalkan hadapi tantangan sosial dan psikologis

Ilustrasi anak-anak di Indonesia.our brain/ShutterstockSetiap tahun, ratusan ribu warga Indonesia pergi ke luar negeri untuk bekerja. Lebih dari lima juta pekerja migran Indonesia (termasuk orang tua ...



NewsServices.com

Content & Technology Connecting Global Audiences

More Information - Less Opinion