Asian Spectator

Prabowo minta matematika diajarkan di TK. Bagaimana seharusnya?

  • Written by Dr. Puspita Sari, S.Pd., M.Sc., Dosen, Universitas Negeri Jakarta
Prabowo minta matematika diajarkan di TK. Bagaimana seharusnya?
Prabowo-Gibran, yang pencalonannya sebagai Presiden dan Wakil Presiden memantik kontroversi, mulai bekerja sejak 20 Oktober 2024. Untuk mengawal pemerintahan mereka, kami menerbitkan edisi khusus #PantauPrabowo[1] yang memuat isu-isu penting hasil pemetaan kami bersama TCID Author Network. Edisi ini turut mengevaluasi 10 tahun pemerintahan Joko Widodo, sekaligus menjadi bekal Prabowo-Gibran menjalankan tugasnya. Seiring maraknya berita[2] tentang susunan kementerian baru pada Kabinet Merah Putih, marak pula berita tentang keinginan Presiden Prabowo yang disampaikan melalui Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang baru saja dilantik[3], Abdul Mu’ti, bahwa matematika perlu diajarkan sejak anak-anak di tingkat TK. Alasannya, Abdul Mu’ti menyebutkan: “Karena beliau sangat ‘concern’ dengan peningkatan kualitas sains teknologi dan kalau kita bicara sains teknologi kan salah satunya matematika. Dan tadi ada tawaran bagaimana pelajaran matematika di tingkat SD, kelas 1 sampai kelas 4, dan mungkin mengenalkan matematika untuk anak-anak di tingkat TK.” Keinginan ini menuai respons beragam dari masyarakat[4], akademisi[5], bahkan influencer[6]. Wakil Ketua Komisi X DPR RI bidang pendidikan, Esti Wijayanti, menekankan[7] bahwa ini memerlukan kajian mendalam dan perencanaan yang matang. Lebih lanjut, Esti menyatakan bahwa penyampaian materi matematika di tingkat TK, memerlukan sistem dan mekanisme tersendiri. Masyarakat umumnya beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran sulit yang menjadi momok bagi anak. Sebab, mata pelajaran ini membutuhkan perhitungan rumit, penggunaan simbol serta rumus yang seringkali tidak relevan dengan kehidupan sehari hari. Read more: Apakah matematika berguna selain untuk sekolah atau bekerja?[8] Selain itu, anggapan bahwa matematika identik dengan aritmatika[9], yaitu operasi hitung bilangan seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, juga perlu diluruskan. Faktanya, matematika bukan sekadar aritmatika, karena aritmatika adalah bagian dari matematika. Lalu, matematika seperti apa yang perlu dipelajari anak di tingkat TK? Benarkah mengajarkan matematika pada anak sejak TK akan berdampak pada kemampuan anak di bidang sains dan teknologi? Matematika sebagai pengalaman sensoris dan motoris Jean Piaget (1896-1980), seorang filsuf dan psikolog pendidikan yang mengembangkan teori perkembangan kognitif anak, menyatakan bahwa[10] anak berusia di bawah 7 tahun berada pada tahap sensorik motorik dan preoperasional. Artinya, mereka dapat memahami lingkungan sekitarnya dengan pengalaman sensorik dan motorik, serta mulai mampu merepresentasikan objek yang diamati. Pengenalan konsep matematika dapat dilakukan mulai dari yang terdekat dengan anak, diantaranya dengan menggunakan anggota tubuh. Penggunaan jari jemari sebagai alat bantu memahami konsep kuantitas lazim digunakan oleh orangtua di rumah maupun guru di sekolah dalam mengajarkan berhitung. Namun, materi yang perlu diajarkan kepada anak bukanlah semata-mata simbol atau notasi bilangan, melainkan pemahaman konsep kuantitas dan hubungan antarkuantitas (quantitative relationships) dari objek yang ada di sekitar anak. Contohnya adalah membandingkan banyak benda (kuantitas), dan mengamati perubahan kuantitas yang terjadi jika ada penambahan atau pengurangan objek pada suatu kumpulan objek. Kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep pengukuran juga erat kaitannya dengan konsep kuantitas. Misalnya, mengukur tinggi badan anak dengan satuan jengkal, dan membandingkan tinggi dua anak yang berbeda berdasarkan hasil pengukuran dengan jengkal. Contoh lainnya adalah, mengukur lebar ruangan dengan telapak kaki, kemudian membandingkan hasil pengukuran jika digunakan dua telapak kaki dengan ukuran berbeda, misal ukuran telapak kaki anak dan orang dewasa. Pemaknaan akan konsep hubungan antar kuantitas ini merupakan landasan awal dari kemampuan berpikir matematis pada tingkat selanjutnya. Eksplorasi hubungan antar kuantitas dengan konteks pengukuran. Berpikir kritis dengan matematika Kemampuan berpikir kritis, sebagai salah satu kemampuan abad-21[11], dapat diasah melalui pelajaran matematika. Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak adalah dengan membandingkan objek[12], seperti membandingkan bentuk, ukuran, dan warna, lalu mengelompokkan objek berdasarkan bentuk, ukuran, atau warna. Kemampuan membandingkan, diantaranya menjelaskan kesamaan dan perbedaan, menjelaskan bagaimana dan mengapa dua objek berbeda atau sama, merupakan awal dari berkembangnya kemampuan berpikir kritis anak. Kegiatan selanjutnya yang dapat dieksplorasi adalah menyusun (compose) dan menguraikan (decompose) suatu bentuk geometri. Suatu bentuk geometri dapat diuraikan menjadi dua bentuk geometri, kemudian dapat disusun kembali menjadi bentuk yang berbeda dari bagian-bagian yang sama (lihat gambar). Kegiatan ini mengasah kemampuan analisis anak dalam melihat bagian dari suatu bentuk secara keseluruhan, dan kemampuan sintesis dalam menyusun suatu bentuk yang baru. Ilustrasi menguraikan (‘decompose’) dan menyusun (‘compose’) bentuk geometri. Matematika dan kemampuan komunikasi Pada usia TK, komunikasi merupakan salah satu kemampuan yang berkembang dengan pesat. Sayangnya, kemampuan komunikasi dan representasi dalam menjelaskan ide dan gagasan matematika masih belum menjadi perhatian serius di sekolah. Padahal, kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu standar proses matematika yang ditetapkan baik dalam Kurikulum Merdeka maupun dalam standar internasional yang diterbitkan oleh National Council of Teachers of Mathematics (NCTM)[13]. Mengekspresikan ide dan gagasan secara visual maupun menjelaskan secara verbal merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk melatih kemampuan komunikasi dan bekerja sama anak[14]. Dalam kaitannya dengan matematika, anak dapat menggunakan representasi gambar maupun objek untuk mengomunikasikan gagasannya, misalnya dalam menjelaskan karakteristik suatu benda, atau membandingkan bentuk dan ukuran dua buah benda. Matematika untuk mendukung sains dan teknologi Bercermin pada kurikulum matematika sekolah di Australia, Amerika Serikat (AS), atau Belanda, penyusunan standar dan kompetensi matematika anak pada jenjang TK merupakan bagian yang terintegrasi dan berkelanjutan dengan tingkat pendidikan dasar. Konsep keberlanjutan ini juga sudah menjadi perhatian dari Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam menyusun dokumen Panduan Capaian Pembelajaran Fase Fondasi[15], yang terbit tahun 2024. Dokumen ini telah menyatakan secara eksplisit bagaimana dasar-dasar literasi, matematika, sains, teknologi, rekayasa, dan seni merupakan bagian dari karakteristik lingkup capaian pembelajaran[16] yang perlu dikuasai anak pada jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) atau TK. Karakteristik lingkup capaian pembelajaran fase fondasi. Kemampuan menyatakan hubungan antar kuantitas (bilangan), mengidentifikasi pola, mengenali dan membandingkan bentuk dan karakteristik benda di sekitar, mengklasifikasi objek, dan pengalaman langsung dengan benda-benda konkret di lingkungan, merupakan kemampuan berpikir matematis[17] yang perlu dikembangkan pada jenjang PAUD. Kemampuan matematika dan berpikir matematis, yang mencakup berpikir kritis, logis, dan sistematis, merupakan salah satu aspek fundamental dalam perkembangan sains dan teknologi[18]. Keterkaitan antara perkembangan sains dan teknologi dengan matematika merupakan topik yang dapat dieksplorasi lebih lanjut[19], agar kurikulum matematika dapat mengintegrasikan aspek sains dan teknologi, tidak hanya di jenjang PAUD dan TK, namun juga di jenjang pendidikan selanjutnya. Read more: Refleksi Nobel Kedokteran 2024: ilmu dasar penting, tapi pengembangannya di Indonesia sering terabaikan[20] References^ #PantauPrabowo (theconversation.com)^ berita (www.youtube.com)^ disampaikan melalui Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang baru saja dilantik (www.youtube.com)^ masyarakat (www.youtube.com)^ akademisi (www.bloombergtechnoz.com)^ influencer (www.tiktok.com)^ menekankan (www.youtube.com)^ Apakah matematika berguna selain untuk sekolah atau bekerja? (theconversation.com)^ matematika identik dengan aritmatika (www-chicagotribune-com.translate.goog)^ menyatakan bahwa (www.simplypsychology.org)^ kemampuan abad-21 (oecdedutoday.com)^ membandingkan objek (mybrightwheel.com)^ National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) (www.nctm.org)^ melatih kemampuan komunikasi dan bekerja sama anak (kurikulum.kemdikbud.go.id)^ Panduan Capaian Pembelajaran Fase Fondasi (kurikulum.kemdikbud.go.id)^ capaian pembelajaran (kurikulum.kemdikbud.go.id)^ kemampuan berpikir matematis (kurikulum.kemdikbud.go.id)^ perkembangan sains dan teknologi (www.mathnasium.com)^ dieksplorasi lebih lanjut (link.springer.com)^ Refleksi Nobel Kedokteran 2024: ilmu dasar penting, tapi pengembangannya di Indonesia sering terabaikan (theconversation.com)Authors: Dr. Puspita Sari, S.Pd., M.Sc., Dosen, Universitas Negeri Jakarta

Read more https://theconversation.com/prabowo-minta-matematika-diajarkan-di-tk-bagaimana-seharusnya-242112

Magazine

Pengelolaan sampah pembalut masih kalang kabut: Celaka bagi lingkungan dan manusia

(Fevziie /Shutterstock)Keberadaan pembalut sekali pakai bak pedang bermata dua bagi manusia. Di satu sisi, barang ini merupakan bagian penting dari siklus kehidupan banyak perempuan, tetapi juga memil...

Indonesia minta gabung BRICS: menguntungkan dalam investasi, mengkhawatirkan dalam diplomasi

Bendera negara-negara anggota BRICS Plus.justit/ShutterstockMenteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono secara resmi menyatakan keinginan Indonesia untuk bergabung dengan aliansi ekonomi BRICS Plus, melalui K...

Prabowo minta matematika diajarkan di TK. Bagaimana seharusnya?

Prabowo-Gibran, yang pencalonannya sebagai Presiden dan Wakil Presiden memantik kontroversi, mulai bekerja sejak 20 Oktober 2024.Untuk mengawal pemerintahan mereka, kami menerbitkan edisi khusus #Pant...



NewsServices.com

Content & Technology Connecting Global Audiences

More Information - Less Opinion