Apa dinosaurus terbesar yang pernah ada?
- Written by Nic Rawlence, Associate Professor in Ancient DNA, University of Otago

Sebenarnya, apa dinosaurus terbesar?
– Zavier, 14, Tauranga, Selandia Baru.
Pertanyaan bagus Zavier. Topik ini juga menarik bagi para paleontolog (ilmuwan yang mempelajari fosil hewan dan tumbuhan) di seluruh dunia.
Jujur saja, dinosaurus yang memecahkan rekor selalu menarik perhatian, baik anak-anak maupun orang dewasa. Apakah itu yang terbesar, terpanjang, tercepat, atau paling menakutkan—dinosaurus selalu memesona. Itulah sebabnya, sampai hari ini, Tyranosaurus rex, sang raja tiran, tetap menjadi salah satu yang paling terkenal.
Dinosaurus pemecah rekor ini merupakan salah satu alasan mengapa waralaba film Jurassic Park[1] begitu sukses. Mungkin kamu ingat, adegan ketika Dr. Alan Grant (diperankan oleh aktor Selandia Baru Sam Neill) terkesima melihat kemampuan dinosaurus sauropoda raksasa yang mencapai daun tertinggi di pucuk pohon dengan lehernya yang panjang.
Namun, bagaimana para ilmuwan mengetahui seberapa besar dan berat dinosaurus itu? Dan apa saja dinosaurus terbesar yang pernah ada?
Menghitung ukuran dinosaurus
Di dunia yang ideal, menghitung seberapa besar dinosaurus itu mudah dilakukan—dengan menggunakan kerangka yang hampir lengkap. Berdiri di samping kerangka Triceratops yang luar biasa di Museum Melbourne[2] saja sudah cukup membuat kamu menyadari betapa besar dan tangguhnya makhluk-makhluk ini.
Dengan mengukur proporsi tulang (seperti panjang, lebar, atau keliling) dan memasukkannya ke dalam rumus matematika dan model komputer, para ilmuwan bisa memperkirakan ukuran dan berat dinosaurus serta membandingkannya dengan hewan hidup lain.
Setiap paleontolog memiliki rumus atau model komputer favorit mereka masing-masing, dan beberapa lebih akurat daripada yang lain. Hal ini yang biasanya bisa memicu perdebatan sengit di kalangan ilmuwan.
Namun, dalam paleontologi, fosil yang ditemukan sering kali tidak utuh. Tulang-tulangnya bisa hancur atau hilang karena proses tafonomi—perubahan yang terjadi pada tulang setelah seekor hewan mati.
Semakin terfragmentasi sisa-sisa dinosaurus, besar kemungkinan kesalahan dalam memperkirakan ukuran dan berat dinosaurus.
Para raksasa titanosaurus
Jika kita bisa melakukan perjalanan kembali ke Amerika Selatan pada periode Cretaceous (sekitar 143 juta hingga 66 juta tahun yang lalu), kita akan menemukan daratan yang dikuasai oleh sekelompok sauropoda[6] atau pemakan tumbuhan berkaki empat, berleher panjang, dan berekor panjang. Mereka akan menjulang tinggi di atas kita, dan tanah akan berguncang setiap kali mereka melangkah.
Itulah para titanosaurus[7]. Mereka mencapai ukuran terbesarnya sebelum punah akibat hantaman asteroid 66 juta tahun yang lalu di wilayah yang kini menjadi Meksiko.
Ada beberapa kandidat untuk gelar dinosaurus terbesar yang pernah ada di antara titanosaurus. Meski daftar ini masih diperdebatkan, berikut adalah beberapa pesaing lain yang mungkin.
Berdasarkan enam kerangka parsial, Patagotitan[8], diperkirakan sebagai salah satu yang paling besar dengan panjang 31 meter dan berat 50–57 ton.
Beberapa kandidat yang lain mungkin sama besarnya atau bahkan lebih besar lagi. Argentinosaurus[9] diperkirakan lebih panjang dan lebih berat, yakni 30–35 meter dan 65–80 ton. Dan Puertasaurus[10] diperkirakan memiliki panjang sekitar 30 meter dan berat 50 ton.
Tetapi meskipun tulang-tulang Argentinosaurus dan Puertasaursus yang tersedia menunjukkan reptil berukuran sangat besar (tulang paha lengkap Argentinosaurus panjangnya 2,5 meter), saat ini belum ada cukup data untuk memastikan perkiraan tersebut.
‘Spinosaurus’ menguasai Afrika Utara
Berjarak satu samudra dari Titanosaurus di Amerika Selatan, Spinosaurus[12] hidup di tempat yang sekarang disebut Afrika Utara selama periode Cretaceous.
Dengan selisih yang sangat tipis, Spinosaurus saat ini diperkirakan sebagai dinosaurus karnivora (pemakan daging) terbesar, dengan berat 7,4 ton dan panjang 14 meter. Raksasa Cretaceous lainnya juga termasuk di antara yang terbesar, termasuk Tyranosaurus rex[13] dari Amerika Utara, Gigantosaurus[14] dari Amerika Selatan, dan Carcharodontosaurus[15] dari Afrika Utara.
Spinosaurus unik di antara dinosaurus predator karena ia semi-akuatik (hidup di air dan darat) dan telah beradaptasi dengan memakan ikan. Kamu bisa melihat pada gambar di atas betapa miripnya bentuk tengkoraknya dengan buaya modern.
Paleontologi kini kian populer—mungkin berkat serial Jurassic Park—yang juga memicu “demam emas” fosil di belahan bumi Selatan.
Film Jurassic Park terbaru—yang akan tayang di bioskop mulai Juli 2025—berkisah tentang penemuan spesies prasejarah terbesar dari daratan, laut, dan udara.Masyarakat umum (yang dikenal sebagai “peramal fosil”) membuat penemuan baru[16] sepanjang waktu.
Jadi, siapa tahu? Penemuan berikutnya mungkin akan menjadi pemegang rekor baru yang merebut gelar dinosaurus terbesar atau terpanjang yang pernah ada.
References
- ^ waralaba film Jurassic Park (www.rottentomatoes.com)
- ^ Museum Melbourne (museumsvictoria.com.au)
- ^ Ginkgoales via Wikimedia Commons (commons.wikimedia.org)
- ^ CC BY-NC-SA (creativecommons.org)
- ^ Getty Images (www.gettyimages.co.nz)
- ^ sauropoda (www.nhm.ac.uk)
- ^ titanosaurus (theconversation.com)
- ^ Patagotitan (www.nhm.ac.uk)
- ^ Argentinosaurus (www.nhm.ac.uk)
- ^ Puertasaurus (nhm.ac.uk)
- ^ Getty Images (www.gettyimages.co.nz)
- ^ Spinosaurus (www.nhm.ac.uk)
- ^ Tyranosaurus rex (www.nhm.ac.uk)
- ^ Gigantosaurus (www.nhm.ac.uk)
- ^ Carcharodontosaurus (www.nhm.ac.uk)
- ^ membuat penemuan baru (www.abc.net.au)
Authors: Nic Rawlence, Associate Professor in Ancient DNA, University of Otago
Read more https://theconversation.com/apa-dinosaurus-terbesar-yang-pernah-ada-252393