Penyakit anak muda: Mengapa sering stres bisa memicu GERD?
- Written by Annisa Zahra Mufida, Lecturer, Internist, Gastro-Hepatology, Universitas Airlangga

● GERD merupakan salah satu kondisi yang umum dialami anak muda
● Riset mengungkap bahwa GERD bisa dipicu oleh stres berkepanjangan
● Meredakan gejala GERD akibat stres perlu dilakukan lewat pendekatan multidisiplin
Saat sedang mengalami stres karena tuntutan pekerjaan ataupun kuliah, pernahkah kamu merasakan sensasi dada terbakar dan mulut terasa asam?
Jika iya, mungkin kamu mengalami gastroesophageal reflux disease (GERD), yaitu kondisi ketika isi lambung yang bersifat asam naik ke kerongkongan. GERD merupakan salah satu kondisi yang umum dialami anak muda[1].
Di Amerika Serikat[2], misalnya, hampir 4,3 juta[3] remaja mengalami GERD. Selain akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat[4], berbagai penelitian[5] menunjukkan bahwa stres dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami GERD[6].
Bagaimana stres memicu GERD?
GERD akibat stres bisa terjadi karena keduanya punya hubungan dua arah[7]. Kondisi stres dapat memperbesar risiko munculnya GERD[8].
Sebaliknya, GERD dapat memperparah stres[9] dan gangguan mental yang dialami seseorang (seperti kecemasan dan depresi).
Stres berkepanjangan dapat memicu dan memperparah gejala GERD[10] melalui sejumlah cara, di antaranya:
1. Stres mengganggu fungsi katup sfingter
Di bawah kerongkongan kamu, ada otot berbentuk cincin bernama katup sfingter. Katup ini seperti pintu satu arah yang terbuka saat makanan dan minuman hendak masuk menuju lambung untuk dicerna.
Sfingter kemudian akan tertutup secara otomatis guna mencegah isi lambung naik kembali ke kerongkongan. Namun, ketika kamu mengalami stres, tubuh akan mengeluarkan hormon stres kortisol yang lama-kelamaan dapat melemahkan otot katup sfingter sehingga “pintu” ini tidak dapat menutup sempurna.
Isi lambung yang bersifat asam pun secara berkala bisa naik ke kerongkongan dan menyebabkan peradangan. Ini pada akhirnya memicu gejala khas GERD, seperti sensasi terbakar di dada, sesak napas, mulut asam, dan kesulitan menelan.
2. Stres meningkatkan produksi asam lambung
Saat kamu stres, produksi asam lambung yang naik ke kerongkongan ikut meningkat. Kondisi ini bisa memperparah GERD.
3. Stres mengganggu otot saluran cerna
Stres juga dapat memengaruhi sinyal saraf saluran pencernaan sehingga mengganggu pergerakan otot saluran cerna dan memperlambat proses pengosongan lambung.
Kondisi ini menimbulkan rasa kembung, mual, dan memperburuk gejala GERD.
4. Stres mengganggu pola makan
Pola makanmu juga bisa terganggu ketika mengalami stres. Saat pikiranmu terbebani, kamu mungkin memiliki kecenderungan mengonsumsi makanan tinggi gula, tinggi lemak, dan tinggi kalori[12]—contohnya gorengan, cokelat, makanan cepat saji, dan minuman bersoda.
Sebaliknya, stres akibat patah hati (seperti putus cinta atau di-PHK) secara tidak langsung juga bisa bikin nafsu makan berkurang dan mendorong kebiasaan susah makan[13]—yang berujung pada peningkatan produksi asam lambung.
Nah, pola makan semacam ini bisa memicu dan memperparah gejala GERD.
- Jaga berat badan ideal dan kebugaran tubuh dengan berolahraga rutin. Kamu bisa berjalan kaki, berenang, bersepeda, latihan kekuatan, ataupun melakukan olahraga kelompok secara konsisten. Lakukan minimal 30 menit per hari atau 150 menit per minggu.
- Berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan obat-obatan GERD yang berfungsi menurunkan produksi asam lambung, memperbaiki lapisan pelindung pencernaan, serta memperbaiki pergerakan saluran cerna.
GERD tidak boleh diabaikan, karena kondisi ini lambat laun dapat menimbulkan komplikasi[16], seperti radang kerongkongan (esofagitis), kerusakan gigi, hingga kanker kerongkongan.
Di sisi lain, kamu perlu mengatasi stres segera karena kondisi ini dalam jangka panjang dapat menurunkan kualitas hidupmu[17] dan berisiko memicu masalah kesehatan lainnya[18], seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Dengan melakukan sejumlah cara di atas, diharapkan kamu bisa mengatasi GERD dan stres sehingga terhindar dari bahayanya. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup dan produktivitasmu.
References
- ^ anak muda (pmc.ncbi.nlm.nih.gov)
- ^ Amerika Serikat (pmc.ncbi.nlm.nih.gov)
- ^ 4,3 juta (gikids.org)
- ^ pola makan yang tidak sehat (www.sciencedirect.com)
- ^ penelitian (pmc.ncbi.nlm.nih.gov)
- ^ stres dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami GERD (pmc.ncbi.nlm.nih.gov)
- ^ hubungan dua arah (doi.org)
- ^ memperbesar risiko munculnya GERD (doi.org)
- ^ memperparah stres (doi.org)
- ^ memicu dan memperparah gejala GERD (doi.org)
- ^ Pormezz / Shutterstock (www.shutterstock.com)
- ^ mengonsumsi makanan tinggi gula, tinggi lemak, dan tinggi kalori (www.apa.org)
- ^ mendorong kebiasaan susah makan (www.dovepress.com)
- ^ sejumlah aktivitas (www.ncbi.nlm.nih.gov)
- ^ Kmpzzz/ Shutterstock (www.shutterstock.com)
- ^ menimbulkan komplikasi (www.ncbi.nlm.nih.gov)
- ^ menurunkan kualitas hidupmu (pmc.ncbi.nlm.nih.gov)
- ^ masalah kesehatan lainnya (www.health.harvard.edu)
Authors: Annisa Zahra Mufida, Lecturer, Internist, Gastro-Hepatology, Universitas Airlangga
Read more https://theconversation.com/penyakit-anak-muda-mengapa-sering-stres-bisa-memicu-gerd-252651