Asian Spectator

Curious Kid: mengapa tulang manusia bukan tulang rawan seperti ikan hiu?

  • Written by Michael Heithaus, Executive Dean of the College of Arts, Sciences & Education and Professor of Biological Sciences, Florida International University

Curious Kid: mengapa tulang manusia bukan tulang rawan seperti ikan hiu?

Mengapa tulang manusia bukan tulang rawan seperti ikan hiu? - Natalya N, Umur 12, California, Amerika Serikat

Pertama, mari kita bicara tentang perbedaan antara tulang dan tulang rawan. Keduanya adalah bahan yang dapat membuat kerangka, tetapi keduanya sangat berbeda.

Tulang biasa tidak bisa dibengkokkan dan sangat kuat, tapi bisa retak jika banyak tekanan. Sedangkan tulang rawan, meskipun tidak sekuat tulang biasa, tapi bisa dibengkokkan dan lebih fleksibel.

Kerangka manusia terbuat dari tulang, tetapi kita juga memiliki tulang rawan di telinga dan hidung kita dan bantalan di persendian kita. Faktanya, kebanyakan kerangka kita adalah tulang rawan ketika kita masih bayi[1], tapi saat kita tumbuh mereka digantikan oleh tulang.

Tulang rawan terlalu kenyal untuk menopang berat badan seseorang. Jika kerangka kita terbuat dari tulang rawan, kita akan jatuh karena beban gravitasi. Tubuh kita membutuhkan kekuatan tulang yang kuat untuk menopang berat kita di darat.

Di dalam air, bagaimanapun, kerangka tulang rawan hiu telah membantu mereka bertahan hidup dan berkembang. Karena tulang rawan lebih ringan daripada tulang, hiu tidak perlu bekerja keras untuk berenang. Ini sangat penting, karena mereka tenggelam jika berhenti berenang. Jika mereka memiliki kerangka yang lebih berat, mereka harus bekerja lebih keras dan menghabiskan lebih banyak energi hanya untuk terus bergerak.

Tulang rawan kuat tetapi fleksibel, sehingga membantu hiu menjadi perenang yang cepat dan dapat bermanuver. Itu membantu mereka menangkap mangsa dan menghindari pemangsa. Dan hiu memang memiliki predator. Banyak hiu besar, seperti martil besar[2], suka makan hiu kecil. Dan orca, atau paus pembunuh, akan memakan hiu putih besar[3]. Beberapa hiu, seperti hiu lemon[4], bahkan akan memakan anggota yang lebih kecil dari spesiesnya sendiri.

Ikan pari adalah anggota keluarga hiu yang memiliki kerangka yang terbuat dari tulang rawan. Siripnya yang fleksibel seperti sayap memungkinkan mereka untuk “terbang” di air – dan, terkadang, melompat ke udara.

Manfaat tulang

Saat ini ada sekitar 1.000 spesies ikan dengan tulang rawan sebagai kerangka tubuh mereka, dan lebih dari 28.000 spesies ikan dengan tulang biasa sebagai kerangka mereka. Sifat tulang yang tidak bisa bengkok dan bisa menjadi sangat kuat dapat membantu otot bekerja lebih baik dengan memberikan penunjang kuat. Jadi memiliki tulang memungkinkan tubuh untuk bisa bergerak di dalam air.

Misalnya, ada banyak sekali bentuk ikan bertulang. Banyak dari mereka menggunakan sirip dada di sisi mereka[5] untuk bergerak, bukannya menggerakkan diri dengan ekor seperti hiu[6] . Itu memungkinkan mereka untuk bergerak maju dan mundur, yang sangat berguna untuk bergerak masuk dan keluar dari tempat yang sempit, seperti sudut di terumbu karang.

Gray model of a fish head with gaping jaws and large front teeth
Sebuah model tengkorak fosil placodermi yang ditemukan di tempat yang sekarang berada di timur laut Ohio. James St. John/Flickr, CC BY[7][8]

Lebih dari 400 juta tahun yang lalu, sekelompok ikan purba yang disebut placodermi[9] adalah ikan pertama yang mengembangkan rahang. Ini penting karena membantu mereka menjadi pemangsa yang mengesankan.

Placodermi memiliki lempengan tulang luar biasa yang dapat melindungi kepala dan bagian tubuh mereka, tetapi sisa kerangka mereka terbuat dari tulang rawan. Itulah salah satu alasan kami menemukan fosil kepala dan rahang mereka, tetapi tidak pada sisa kerangka mereka. Tulang rawan jarang memfosil.

Silsilah keluarga yang mencurigakan

Placodermi mungkin adalah nenek moyang dari dua kelompok utama ikan – hiu dan pari modern, dengan kerangka yang terbuat dari tulang rawan, dan ikan bertulang. Kedua kelompok telah bertahan selama ratusan juta tahun. Tapi ikan bertulanglah yang menciptakan amfibi[10] – makhluk pertama yang meninggalkan laut dan mengembangkan anggota badan dan paru-paru yang memungkinkan mereka hidup di darat.

Graphic showing vertebrate evolution starting with jawed fish Vertebrata di darat, termasuk manusia, berevolusi dari ikan bertulang mulai lebih dari 400 juta tahun yang lalu. Dr. Guojie Zhang, CC BY-ND[11][12]

Amfibi dengan kerangka bertulang itu menciptakan reptil[13], dan dari reptil muncul burung dan mamalia[14] dan akhirnya termasuk manusia. Itu berarti kita bisa melacak tulang kita sampai ke ikan purba. Saat ini ada sekitar 60.000 spesies di Bumi dengan kerangka tulang berenang, hidup di darat atau terbang di udara.

_Apakah kamu punya pertanyaan yang ingin ditanyakan ke ahli? Minta bantuan ke orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk mengirim pertanyaanmu pada kami.

Ketika mengirimkan pertanyaan, pastikan kamu sudah memasukkan nama pendek, umur, dan kota tempat tinggal. Kamu bisa: _ • mengirimkan email ke redaksi@theconversation.com • tweet ke kami @conversationIDN dengan tagar #curiouskids • DM melalui Instagram @conversationIDN

Arina Apsarini Putri Asrofi menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris

References

  1. ^ kebanyakan kerangka kita adalah tulang rawan ketika kita masih bayi (www.healthline.com)
  2. ^ martil besar (www.sharks.org)
  3. ^ orca, atau paus pembunuh, akan memakan hiu putih besar (www.smithsonianmag.com)
  4. ^ hiu lemon (www.sharks.org)
  5. ^ sirip dada di sisi mereka (fishionary.fisheries.org)
  6. ^ menggerakkan diri dengan ekor seperti hiu (www.youtube.com)
  7. ^ James St. John/Flickr (flic.kr)
  8. ^ CC BY (creativecommons.org)
  9. ^ placodermi (www.britannica.com)
  10. ^ menciptakan amfibi (www.britannica.com)
  11. ^ Dr. Guojie Zhang (doi.org)
  12. ^ CC BY-ND (creativecommons.org)
  13. ^ menciptakan reptil (www.britannica.com)
  14. ^ dari reptil muncul burung dan mamalia (www.scientificamerican.com)

Authors: Michael Heithaus, Executive Dean of the College of Arts, Sciences & Education and Professor of Biological Sciences, Florida International University

Read more https://theconversation.com/curious-kid-mengapa-tulang-manusia-bukan-tulang-rawan-seperti-ikan-hiu-179223

Magazine

Padatnya kompetisi sepak bola di Eropa berpotensi bikin atlet, klub, dan bisnis ‘burnout’

Harry Kane in action at Euro 2024.Vitalii Vitleo/ShutterstockBisa bermain untuk tim sepak bola nasional dan memenangkan sebuah pertandingan internasional adalah cita-cata tertinggi dalam karier pesepa...

4 cara mencapai swasembada air di era Prabowo: Tak harus dengan bendungan

Prabowo-Gibran, yang pencalonannya sebagai Presiden dan Wakil Presiden memantik kontroversi, mulai bekerja sejak 20 Oktober 2024.Untuk mengawal pemerintahan mereka, kami menerbitkan edisi khusus #Pant...

UU TPKS sudah ada, mengapa perspektif korban dalam penanganan kasus kekerasan seksual masih terabaikan?

Undang-Undang (UU) Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) yang disahkan pada 9 Mei 2022 memberikan harapan baru bagi pemajuan hak asasi manusia (HAM) dalam hal penanganan kekerasan seksual. Banyak ora...



NewsServices.com

Content & Technology Connecting Global Audiences

More Information - Less Opinion