Kecanduan media sosial bikin anak muda rentan kena gangguan makan
- Written by Wiwin Lastyana, Dosen Asisten Ahli Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Mataram

● Riset mengungkap kecanduan media sosial dapat menyebabkan remaja mengalami gangguan makan
● Konten media sosial yang menonjolkan citra tubuh ideal mendorong gangguan makan pada remaja
● Gangguan makan berisiko menimbulkan masalah kesehatan, dari penurunan berat badan hingga kerusakan otak
Kamu mungkin terbiasa menghabiskan waktu berjam-jam berselancar di media sosial, demi menggali informasi dan “terhubung” dengan teman dan dunia. Namun, tanpa disadari aktivitas ini berisiko mengganggu kesehatan otak[1] dan mentalmu[2].
Salah satu dampaknya adalah timbulnya eating disorder (gangguan makan[3]), yaitu gangguan mental berupa perubahan perilaku makan yang tidak normal dan tidak sehat. Gangguan makan dan kecanduan media sosial tidak boleh dianggap remeh. Baca ulasan ini agar kamu terhindar dari bahayanya!
Efek media sosial picu gangguan makan
Gangguan makan merupakan jenis masalah mental yang umum dialami anak muda dasawarsa terakhir. Beberapa contohnya, seperti anoreksia nervosa (rasa takut berlebih terhadap kenaikan berat badan), bulimia nervosa (memuntahkan kembali makanan yang dikonsumsi), dan binge-eating disorder (sulit menahan nafsu makan dalam jumlah sangat banyak).
Sebuah ulasan tahun 2023[4] menunjukkan nyaris 15 ribu dari 63 ribu remaja di 16 negara mengalami gangguan makan—termasuk remaja di negara maju seperti Singapura[5].
Kecanduan media sosial terbukti sebagai salah satu faktor yang meningkatkan risiko kaum muda mengalami gangguan makan[6]. Penelitian tahun 2023 mengungkap sebanyak 444 peserta[7] dari 782 remaja usia 14-17 tahun mengalami gangguan makan akibat aktivitas digital tersebut.
Perkembangan otak yang sedang berlangsung di fase ini menyebabkan remaja menjadi kelompok yang lebih rentan[8] mengalami kecanduan media sosial dan gangguan makan.
Gangguan makan lebih banyak dialami perempuan[9]. Mereka cenderung merasa tidak puas dan cemas[10] terhadap bentuk tubuhnya sendiri, seperti merasa kegemukan atau terlalu kurus.
Ini terjadi karena kita sering terpapar konten media sosial yang menonjolkan citra tubuh ideal[11]. Contohnya adalah tren fitspiration[12] yang menginspirasi orang-orang agar berolahraga dan memiliki gaya hidup sehat.
Bak pedang bermata dua, konten fitspiration justru berisiko mendorong remaja memiliki perilaku makan yang tidak normal dan tidak sehat[13], seperti kontrol pola makan berlebihan hingga mengonsumsi suplemen penambah stamina yang mungkin membahayakan kesehatan.
Gangguan makan yang berkembang menjadi kebiasaan memiliki pola perilaku[15] yang menyerupai kecanduan media sosial[16] ataupun zat adiktif. Pengidapnya kesulitan lepas dari kebiasaan ini akibat otak melepaskan hormon dopamin[17] yang menimbulkan rasa senang dan ketagihan setelah menerima pengakuan dari orang lain, misalnya dalam bentuk like dan comment di media sosial.
Dalam kasus gangguan makan, pengidapnya merasa cara ini membantu dirinya memiliki citra tubuh seperti sosok yang diidamkan, sehingga dia tidak menyadari bahwa perilaku konsumsi makanannya sebenarnya tidak sehat.
3. Bijak beraktivitas digital
Lebih bijak dalam menggunakan media sosial bisa mengurangi risiko kecanduan. Contohnya, batasi penggunaannya[25] selama 30 menit per hari.
Pelajari pula perilaku daring yang bertanggung jawab, seperti memilah informasi[26] dengan hanya mengakses konten berkualitas dari pembuat konten yang kredibel.
4. Hubungi profesional
Jangan ragu untuk menghubungi tenaga profesional[27], seperti psikolog ataupun psikiater. Mereka akan merekomendasikan terapi dan pengobatan untuk mengatasi kecanduan media sosial yang sudah parah.
Kamu juga bisa menghubungi ahli gizi[28] untuk mengatasi gangguan makan. Ahli gizi akan bantu memperbaiki pola makanmu dan merekomedasikan perencanaan pola makan yang tepat.
Gangguan makan akibat kecanduan media sosial harus ditanggapi dengan serius, segera lakukan tips di atas agar kamu terhindar dari bahayanya.
References
- ^ kesehatan otak (theconversation.com)
- ^ mentalmu (pmc.ncbi.nlm.nih.gov)
- ^ gangguan makan (pmc.ncbi.nlm.nih.gov)
- ^ Sebuah ulasan tahun 2023 (jamanetwork.com)
- ^ Singapura (jamanetwork.com)
- ^ kaum muda mengalami gangguan makan (bmcpsychiatry.biomedcentral.com)
- ^ 444 peserta (bmcpsychiatry.biomedcentral.com)
- ^ kelompok yang lebih rentan (socialmediavictims.org)
- ^ perempuan (bmcpsychiatry.biomedcentral.com)
- ^ tidak puas dan cemas (pmc.ncbi.nlm.nih.gov)
- ^ citra tubuh ideal (pmc.ncbi.nlm.nih.gov)
- ^ tren fitspiration (pmc.ncbi.nlm.nih.gov)
- ^ perilaku makan yang tidak normal dan tidak sehat (pmc.ncbi.nlm.nih.gov)
- ^ frantic00 / Shutterstock (www.shutterstock.com)
- ^ pola perilaku (www.mdpi.com)
- ^ kecanduan media sosial (scopeblog.stanford.edu)
- ^ melepaskan hormon dopamin (scopeblog.stanford.edu)
- ^ penurunan berat badan yang drastis (my.clevelandclinic.org)
- ^ kerusakan gigi (pmc.ncbi.nlm.nih.gov)
- ^ kerusakan otak (www.eatingdisorderhope.com)
- ^ stunting (thejmch.com)
- ^ memberi jeda bermain media sosial (scopeblog.stanford.edu)
- ^ puasa dopamin (scopeblog.stanford.edu)
- ^ PR Image Factory / Shutterstock (www.shutterstock.com)
- ^ batasi penggunaannya (socialmediavictims.org)
- ^ memilah informasi (theconversation.com)
- ^ tenaga profesional (my.clevelandclinic.org)
- ^ ahli gizi (my.clevelandclinic.org)
Authors: Wiwin Lastyana, Dosen Asisten Ahli Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Mataram
Read more https://theconversation.com/kecanduan-media-sosial-bikin-anak-muda-rentan-kena-gangguan-makan-247799